Review Film Cruella, Sisi Lain Antagonis 101 Dalmatians – Disney kembali lagi mengeluarkan film terbarunya,‘ Cruella’ yang sudah lama ditunggu penayangannya, tidak cuma oleh fans Disney, tetapi pula dinanti oleh audiens yang penasaran mengenai wujud antagonis dari narasi“ 101 Dalmatians” ini.‘ Cruella’ diperankan oleh aktris juara Academy Award, Emma Stone selaku kepribadian kuncinya.
Review Film Cruella, Sisi Lain Antagonis 101 Dalmatians
wishmeawaydoc – Kepribadian Cruella ini tampak awal kali dalam wujud film kartun Disney bertajuk“ 101 Dalmatians” di tahun 1961 serta film live action keluaran tahun 1996 dengan kepala karangan yang serupa serta diperankan oleh Glenn Close. Tidak hanya disiarkan di bioskop, film ini pula hendak disiarkan dalam layanan streaming Disney Plus. Film ini disutradarai oleh Craig Gillespie, sutradara berkebangsaan Australia yang diketahui melalui film- filmnya yang lumayan berhasil semacam“ Lars and the Real Girl” di tahun 2007 serta pula“ I, Tonya”( 2017).
Melansir laman cineverse, Cruella diawali dengan memandang kehidupan Estella belia( Tipper Selfert- Cleveland) yang bermukim bersama ibunya( Emily Beecham). Berupaya memperoleh kehidupan yang lebih bagus, beliau serta ibunya berangkat meninggalkan desa laman buat berangkat ke London.
Baca juga : Review Film The Ritual (2017)
Namun sesuatu insiden mengenaskan terjalin yang menimbulkan bunda Estella terbunuh. Estella belia yang saat ini bermukim di London seorang diri kemudian berjumpa dengan Jasper( Joel Fry) serta Horace( Paul Walter Hauser) yang pula yatim piatu. Mereka bertiga buat bertahan hidup kemudian“ bertugas” selaku pencuri. Walaupun hidup dalam ketidakpastian, Estella tidak kurang ingat dengan mimpi besarnya buat jadi dalang pakaian.
Serta pada sesuatu peluang, beliau kesimpulannya bisa bertugas dengan dalang pakaian sangat bergengsi di London, The Baroness( Emma Thompson). Serta sehabis hadapi bermacam berbagai insiden, Estella menyudahi buat dapat maju dalam bumi mode serta menaklukkan bosnya, beliau wajib tampak dengan pribadi terkini yang dibuatnya, Cruella.
Semacam seluruh yang terdapat di bumi ini seluruh seseatu terdapat asalnya, Cruella juga diawali dengan kilas balik yang membuat narasi kerangka balik dari kehidupan Cruella itu sendiri. Kilas balik itu disulih suarakan oleh Cruella berusia yang menemani pemirsa buat membagikan cerminan pada pemirsa mengenai era kanak- kanaknya yang bermasalah.
Kemudian segmen di era mudanya itu dengan kilat berpindah ke tahun 1970- an di London di masa punk rock mulai berkibar di Inggris. Tampaknya opsi menaruh Cruella di masa 70- an bisa dikatakan ialah sesuatu perihal yang licik. Era kala dimana“ mode punk” mulai bersumber serta afeksi anti kemapanan mulai menguat paling utama di golongan kanak- kanak belia di masa itu.
Afeksi anti mapan itu pula berperan selaku“ titik bentrokan” yang jadi bagian dari deskripsi film. Melalui pendekatan dekonstruksi- rekonstruksi Cruella yang radikal kepada bentuk, berbanding kontras dengan pendekatan bentuk versi Baroness yang nampak ayu serta lebih lembut.
Film yang dimaksudkan selaku otobiografi Cruella ini beberapa besar tampak ciamik serta dibantu 2 perihal: kostum serta soundtrack- nya. Buat hidangan visualnya, penciptaan serta konsep kostumnya elegan serta mempesona. Dengan mengutip estetika punk, koleksi busananya tampak dalam momen bentuk high couture yang bergengsi.
Sedangkan itu buat hidangan audio- nya, soundtrack film ini diperkaya oleh beraneka ragam gerakan nada, mulai dari pop, rock serta soul dan nada punk itu sendiri, dengan bentang durasi mulai dari tahun 60- an hingga 70- an. Opsi lagu- lagunya diisi oleh beraneka ragam band serta biduan yang lumayan memiliki julukan besar di masa itu semacam The Doors, Queen, Blondie, Supertramp, The Clash, Nina Simone ataupun Ike& Tina Turner.
Deskripsi‘ Cruella’ bisa jadi sedikit menegaskan kita hendak‘ The Devil Wears Prada’( 2006) yang intinya mengenai seseorang dalang pakaian yang mau bersaing dengan bosnya yang kejam. Serta ini kali keduanya, Disney berupaya mengangkut kepribadian antagonis sehabis‘ Maleficent’( 2014).
Serta tidak semacam dongeng“ Sleeping Beauty” di mana si penjahat ialah Maleficent yang dengan cara naratif menyusun balik kisahnya buat berupaya memenuhi kembali dongeng klasiknya. Cruella dengan cara pintar memilah merelaikan dirinya dari kondisi film aslinya.
Baca juga : Review Army of the Dead 2021
Emma Stone nampak lumayan lancar memainkan kepribadian Cruella dengan seluruh kepribadiannya yang ia ganti sesering beliau mengganti style berpakaiannya. Stone dengan ahli menaruh dirinya buat bertukar kedudukan dengan karakter yang terbagi, seolah dengan sedemikian itu mudahnya beliau mengganti kepribadian antara Estella yang bagus batin dan halus serta Cruella yang dahaga kewenangan serta pendendam.
Performa Stone pula sanggup dijajari oleh aktris juara Oscar yang lain, Emma Thompson yang tampak dalam bungkusan kegemerlapan selaku istri raja bentuk London, The Baroness yang bertangan besi serta tidak enggan melegalkan seluruh metode.